M3t D@t@n9............

di Blogger Que nie........

Minggu, 27 Maret 2011

PNEUMONIA


Pengertian
Pneumonia adalah penyakit inflamasi pada paru yang dicirikan dengan adanya konsolidasi akibat eksudat yang masuk dalam area alveoli. (Axton & Fugate, 1993).
Pneumonia adalah keradangan dari parenkim paru di mana asinus terisi dengan cairan radang dengan atau tanpa disertai infiltrasi dari sel radang ke dalam dinding alveoli dan rongga intestinum (Amin & Al sagaff, 1989).
Pneumonia adalah Suatu radang paru-paru yang ditandai oleh adanya konsolidasi exudat yang mengisi alveoli dan bronchiolus ( Axton ).
Penyebab
-         Virus Influensa
-         Virus Synsitical respiratorik
-         Adenovirus
-         Rhinovirus
-         Rubeola
-         Varisella
-         Micoplasma (pada anak yang relatif besar)
-         Pneumococcus
-         Streptococcus
-         Staphilococcus
1.         Infeksi Bakteri
Pneumokokus, streptrokokkus, stafilokokus, H.Influenzae, klebsiella, basilus tuberkulosa.
2.         Infeksi Virus
Pneumonitis interstitial dan bronkiolitis, pneumonia sel raksasa, influenzae.
3.         Infeksi Lain
Pneumonia  Pneumocystis Carinii, demam , Pneumonia Mycoplasma, Treponema Pallidum, Nokardiosis, Aktinomikosis, Klamidya.
4.         Infeksi Mikosis
Aspergillosis, koksidiodomikosis, histoplasmosis, blastomikosis, mukomikosis.
5.         Aspirasi
Kandungan-kandungan amniotik (anoksia janin) bahan makanan, benda-benda asing, seng stearat, debu, hidrokarbon, zat lipoid.
6.         Sindrom Loffler
7.         Pneumonia Hipostatis (Nelson, 1998).
Klasifikasi Pneumonia Berdasarkan Anatomi
1)      Pneumonia lobaris
2)      Pneumonia lobularis (Bronchopneumonia)
3)      Pneumonia interstitial (Bronchiolitis).(Ngastiyah, 1998).

Tanda dan Gejala
v  Sesak Nafas
v  Batuk nonproduktif
v  Ingus (nasal discharge)
v  Suara napas lemah
v  Retraksi intercosta
v  Penggunaan otot bantu nafas.
v  Frekuensi napas : umur 1 - 5  tahun  40 x/mnt   a/ lebih
umur 2 bln-1 tahun 50 x/mnt  a/ lebih 
umur   <  2 bulan  60 x/mnt.
v  Demam
v  Ronchii
v  Cyanosis
v  Leukositosis
v  Thorax photo menunjukkan infiltrasi melebar.
v  Mual sampai muntah, kadang-kadang perut kembung


Patofisiologi

NORMAL
(Sistem Pertahanan)

Terganggu

Organisme  ®   sal nafas bag bawah
 


Virus                           neumokokus                Stapilokokus
 

Merusak sel epitel bersilia,                  Alveoli                        Toksin, Coagulase
sel goblet
 

Eksudat masuk                        Trombus
Kuman patogen mencapai                   ke Alveoli
bronkioli terminalis
 

Cairan edema + leukosit                     Sel darah merah,                     Permukaan
ke alveol                                              leukosit, pneumokokus           pleura tertutup
mengisi alvioli             lapisan tebal eksudat.
 

Konsilidasi  Paru                                 Leukosit + Fibrin                    Trombus Vena
Mengalami konsolidasi                   Pulmonalis

Kapasitas Vital,                                   Leukositosis                            Nekrosis-
Compliance menurun, Hemoragik                                                                              ses, Pneumatocele.

Terapi / Pengobatan.
ANTIBIOTIKA  ( Lab / UPF  IKA, 1994 : 234 )
v  Pada penyakit yang ringan, mungkin virus tidak perlu antibiotika
v  Pada Px yang dirawat inap ( peny. Berat ) harus segera diberi antibiotika
v  Pemilihan jenis antibiotika didasarkan atas umur, ku Px, dugaan kuman Penyebab 
1.         Umur 3 bulan – 5 tahun, bila toksis mungkin disebabkan oleh streptokokus pneumonia, hemofilus influenza atau stafilokokus. Pada umumnya tidak dapat diketahui  kuman penyebabnya, maka secara praktis dipakai Kombinasi:
PP 50.000 – 100.000 KI / Kg / 24 jam, IM, 1 – 2 x / hari dan Kloramfenikol 50 – 100 mg / kg / 24 jam IV / oral, 4 x / hari
Atau kombinasi  : Ampisilin 50 – 100 mg / kg / 24 jam IM / IV, 4 x / hari dan  Kloksasilin 50 mg / kg / 24 jam IM / IV, 4 x / sehari
Atau Kombinasi  :
Eritromisin 50 mg / kg kloramfenikol ( dosis sda )
Bila ada alergi terhadap penisilin
2.         Umur < 3 bulan, biasanya disebabkan oleh Streptokokus pneumonia, Stafilokokus
Kombinasi   :  PP ( dosis sda ) dan Gentamisin 5 – 7 mg / kg / 24 jam IM / IV, 2 – 3 x / hari   Atau Kombinasi :
Kloksasilin ( dosis sda ) dan Gentamisin ( dosis sda ).
Kombinasi ini juga diberikan pada anak-anak > 3 bulan dengan malnutrisi berat atau Px immuno – compromized
3.         Anak-anak > 5 tahun yang non toksit biasanya disebabkan oleh Steptokokus pneumonia
v  PP Im atau
v  Fenoksimetilpenisilin 25.000 –50.000 KI / kg / 24 jam oral, 4 x / hari atau
v  Eritromisin ( dosis sda ) atau Kotrimoksazol 6 / 30 mg / kg /24 jam oral, 2 x / hari

Konsep ASUHAN KEPERAWATAN

A.    PENGKAJIAN

IDENTITAS  :

Ø  Anak-anak cenderung mengalami infeksi virus dibanding dewasa.
Ø  Mycoplasma terjadi pada anak yang relatif besar
Ø  Sering terjadi pada bayi & anak
Ø  Banyak                   <  3 tahun
Ø  Kematian                      terbanyak bayi < 2 bl.

KELUHAN UTAMA  :

Ø  Sesak napas.

RIWAYAT KEPERAWATAN SEKARANG :

Ø  Didahului oleh infeksi saluran pernapasan atas selama beberapa hari, kemudian mendadak timbul panas tinggi, sakit kepala / dada ( anak besar ) kadang-kadang pada anak kecil dan bayi dapat timbul kejang, distensi addomen dan kaku kuduk. Timbul batuk, sesak, nafsu makan menurun.
Ø  Anak biasanya dibawa ke rumah sakit setelah sesak nafas, cyanosis atau batuk-batuk disertai dengan demam tinggi. Kesadaran kadang sudah menurun apabila anak masuk dengan disertai riwayat kejang demam (seizure).

RIWAYAT KEPERAWATAN SEBELUMNYA:

Ø  Anak sering menderita penyakit saluran pernapasan atas.
Ø  Predileksi penyakit saluran pernafasan lain seperti ISPA, influenza sering terjadi dalam rentang waktu 3-14 hari sebelum diketahui adanya penyakit Pneumonia.
Ø  Penyakit paru, jantung serta kelainan organ vital bawaan dapat memperberat klinis klien.

RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

Tempat tinggal: Lingkungan dengan sanitasi buruk beresiko lebih besar

NUTRISI / CAIRAN  :

Nafsu makan / minum menurun, mual, muntah, kembung, turgor jelek, kulit kering.

PEMERIKSAAN FISIK :

INSPEKSI  :
    - Adanya PCH                 - Adanya sesak napas, dyspnea
    - Sianosis sirkumoral      - Distensi abdomen
    - Batuk : Non produktif Sampai produktif. Dan nyeri dada
PALPASI  :      - Fremitus raba meningkat disisi yang sakit
-Hati kemungkin membesar
PERKUSI  :     - Suara redup pada paru yang sakit
AUSKULTASI :  Rankhi  halus  ®   Rankhi  basah, Tachicardia.

1.         Sistem Pulmonal
Subyektif : sesak nafas, dada tertekan, cengeng
Obyektif   : Pernafasan cuping hidung, hiperventilasi, batuk (produktif/nonproduktif), sputum banyak, penggunaan otot bantu pernafasan, pernafasan diafragma dan perut meningkat, Laju pernafasan meningkat, terdengar stridor, ronchii pada lapang paru,

2.         Sistem Cardiovaskuler
Subyektif : sakit kepala
Obyektif          : Denyut nadi meningkat, pembuluh darah vasokontriksi, kualitas darah menurun

3.         Sistem Neurosensori
Subyektif : gelisah, penurunan kesadaran, kejang
Obyektif   : GCS menurun, refleks menurun/normal, letargi

4.         Sistem genitourinaria
Subyektif : -
Obyektif   : produksi urine menurun/normal,

5.         Sistem digestif
Subyektif  : mual, kadang muntah
Obyektif   : konsistensi feses normal/diare.

6.         Sistem Musculoskeletal
Subyektif : lemah, cepat lelah
Obyektif          : tonus otot menurun, nyeri otot/normal, retraksi paru dan penggunaan otot aksesoris pernafasan

7.         Sistem Integumen
Subyektif : -
Obyektif          : kulit pucat, cyanosis, turgor menurun (akibat dehidrasi sekunder), banyak keringat , suhu kulit meningkat, kemerahan

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Studi Laboratorik  :
Hb                               : menurun/normal
Analisa Gas Darah       : acidosis respiratorik, penurunan kadar oksigen darah, kadar karbon darah meningkat/normal
Elektrolit                     : Natrium/kalsium menurun/normal.

PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN.

1.         Ketidak efektifan jalan nafas berhubungan dengan ipenumpukkan sekret pada jalan napas
2.         .Defisit volume cairan berhubungan dengan Respiratory distress, penurunan intake cairan.
3.         Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, vomiting, peningkatan konsumsi kalori sekunder terhadap infeksi.
4.         Hipotermi berhubungan dengan invasi kuman ke pusat pengatur panas (Hypotalamus)
5.         Kecemasan : anak berhubungan dengan hospitalisasi, respiratory distress.
6.         Perubahan rasa nyaman berhubungan dengan sakit kepala, nyeri dada.
7.         Intoleransi aktivitas berhubungan dengan distres pernafasan, latergi, penurunan intake, demam.

RENCANA  KEPERAWATAN :

1.         Ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan infeksi paru-paru.
Karakteristik : batuk (baik produktif maupun non produktif) haluaran nasal, sesak nafas, Tachipnea, suara nafas terbatas, retraksi, demam, diaporesis, ronchii, cyanosis, leukositosis

Tujuan :Anak akan menunjukkan pola nafas yang efektif
Kreteria :
·           RR dalam batas normal, suara nafas bersih dan sama pada kedua sisi, suhu dalam batas normal (36,5 – 37,2OC).
·           Tidak ditemukan : batuk, Sianosis, haluaran hidung, Retraksi dan diaporesis.
·           Jumlah sel darah putih normal.
·           Rontgen dada bersih
·           Saturasi oksigen 85 % - 100  %.
Intervensi :
1.         Observasi : RR, suhu, suara nafas, Saturasi oksigen dan tanda-tanda keefektifan jalan napas.
Rasional : Evaluasi dan reassessment terhadap tindakan yang akan/telah diberikan. Memonitoring perkembangan keadaan jalan napas guna pedoman tindakan selanjutnya.
2.         Lakukan fioterapi dada sesuai jadwal.
Rasional : Mengeluarkan sekresi jalan nafas, mencegah obstruksi. Melatih otot – otot pernapasan.
3.         Berikan oksigen yang dilembabkan dan kaji keefektifan terapi
Rasional: Meningkatkan suplai oksigen jaringan paru
4.         Berikan antibiotik dan antipiretik sesuai advis dan kaji keefektifan dan efek samping (ruam, diare).
Rasional : Pemberantasan kuman sebagai faktor causa gangguan dan mencegah infeksi yg lebih parah guna mempercepat proses penyembuhan paru.
5.         Lakukan pengecekan hitung SDM dan photo thoraks.
Rasional : Evaluasi terhadap keefektifan sirkulasi oksigen, evaluasi kondisi jaringan paru
6.         Lakukan suction secara bertahap.
Rasional : Membantu pembersihan jalan nafas
7.         Catat hasil pulse oximeter bila terpasang, tiap 2 – 4 jam
Rasional : Evaluasi berkala keberhasilan terapi/tindakan tim kesehatan

2.         Defisit volume cairan berhubungan dengan Respiratory distress, penurunan intake cairan, Peningkatan IWL akibat pernafasan cepat dan demam.
Karakteristik :
Hilangnya nafsu makan/minum, letargi, demam., muntah, diare, membrana mukosa kering, turgor kulit buruk, penurunan output urine.
Tujuan : Anak akan menunjukkan volume cairan yang adekuat.
Kriteria  :
v  Intake cairan adequat, baik IV maupun oral
v  Tidak adanya lethargi, muntah, diare
v  Suhu tubuh normal, mukosa membran lembab
v  Turgor kulit kembali cepat
v  Urine output normal, Bj urine normal (1.008 – 1,020).
Intervensi :
1.         Catat intake dan output, berat diapers untuk output.
Rasional : Evaluasi ketat kebutuhan intake dan output
2.         Kaji dan catat suhu setiap 4 jam, tanda devisit cairan dan kondisi IV line.
Rasional : Meyakinkan terpenuhinya kebutuhan cairan
3.         Catat BJ Urine tiap 4 jam atau bila perlu.
Rasional : Evaluasi obyektif sederhana devisit  volume cairan
4.         Lakukan Perawatan mulut tiap 4 jam.
Rasional : Meningkatkan bersihan sal cerna, meningkatkan nafsu makan/minum
5.         Beri cairan sesuai advis
Rasional : Untuk memenuhi kebutuhan cairan Klien.
6.         Kaji tentang pengetahuan dan partisipasi keluarga dalam : Monitoring intake dan output, Mengenali tanda dan gejala kekurangan cairan sekaligus berikan H.E tentang masalah tersebut.
Rasional : Melaksanakan fungsi education Perawat terhadap keluarga klien agar dapat membantu dalam pemeliharaan kesehatan anaknya sendiri.

3.         Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan respiratory distress, anoreksia, vomiting, peningkatan konsumsi kalori sekunder terhadap infeksi.
Tujuan : Selama dalam perawatan klien tidak kekurangan kebutuhan nutrisi dengan kriteria : Anoreksia ( -), Vomiting ( - ), Berat badan Normal.
Intervensi :
1.         Kaji dan monitoring terus tentang output dan intake nutrisi
Rasional :  Untuk mengetahui perkembangan intake dan output cairan sehingga dapat menentukan keputusan untuk tindakan selanjutnya.
2.         Berikan makanan sedikit demi sewdikit tetapi sering.
Rasional : Dengan makan yg sedikt-sedikit tapi sering maka kebutuhan akan nutrisinya bisa tercukupi.

4.         Hipotermi berhubungan dengan invasi kuman ke pusat pengatur panas (Hipotalamus)
Tujuan : Selama berada di RS, Klien akan merasa nyaman dan tidak cemas  dengan kriteria : Klien tidak rewel, klien bisa bermain dengan tenang, anak tidak ketahutan dan anak kooperatif.  
Intervensi
1.         Ciptakan situasi / area yang nyaman
Rasional : Mengurangi rasa takut klien..
2.         Berikan mainan yang sesuai.
Rasional : Memenuhi kebutuhan bermain anak, sekaligus menggairahkan anak.
3.         Berikan cerita-cerita yang lucu dan menarik anak.
Rasional : Menciptakan hubungan yang baik denga anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar