1. Definisi
Gastritis
adalah merupakan suatu peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut,
kronik difus, atau lokal. Dua jenis gastritis yang paling sering terjadi-
gastritis superfisial akut dan gastritis atrofik kronik.(Silvia A.Price dkk.,
1994; 376).
Gastritis adalah inflamasi dari
mukosa lambung (Mansjoer Arif, 1999, hal : 492)
Gastritis adalah inflamasi pada
dinding gaster terutama pada lapisan mukosa gaster (Sujono Hadi, 1999, hal :
181).
Gastritis adalah peradangan lokal
atau penyebaran pada mukosa lambung dan
berkembang dipenuhi bakteri (Charlene. J, 2001, hal : 138).
Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung. Gambaran
kilns yang ditemukan berupa dyspepsia atau indigesti. Berdasarkan pemeriksaan endoskopi ditemukan eritema mukosa sedangkan hasil foto
memperlihatkan iregularitas mukosa.
Gastritis
berasal dari dua kata
yaitu gaster yang berarti lambung, dan itis berarti peradangan atau
pembengkakan. Gastritis adalah suatu inflamasi yang terjadi didaerah mukosa
lambung yang disebabkan oleh kuman-kuman, diman bisa terjadi secara akut dan
kronis.
2. Insiden
Gastritis
merupakan salah satu penyakit yang paling banyak dijumpai diklinik Penyakit
Dalam ( IPD jilid II Edisi 3)
Gastritis
akut merupakan penyakit yang sering ditemukan biasanya jinak dan dapat sembuh
sendiri ( Patofisiologi Sylvia & Wilson) dan ± 80 – 90% yang dirawat di ICU
menderita gastritis akut.
3. Klasifikasi
Gastritis terbagi 2
yaitu :
a. Gastritis
Akut
Merupakan kelainan klinis akut yang
jelas penyebabnya dengan tanda dan gejala yang khas. Biasanya ditemukan sel
inflamasi akut dan neutrofil. Suatu peradangan permukaan lambung yang akut dengan
kerusakan-kerusakan erosi-erosif, maksudnya kerusakan yang terjadi tidak lebih
dari pada mukosa muskolaris, sering juga disebut tukak beban, tukak stress,
sebagai reaksi pada permukaan mukosa lambung akibat iritasi (alcohol, aspirin,
NSAID, lisol, refluk empedu, cairan pancreas). Jenis-jenis gastritis akut:
i.Gastritis eksogen akut : Gastritis eksogen yang simple, gejala khas,
nausea, vomits anorexia, dan kelemahan yang hebat. Gastritis akut korosif, bersifat korosif karena obat dan bahan
kimia.
ii.Gastritis endogen akut : Gastritis infeksiosa akut, disebabkan karena toksin, bakteri dalam darah masuk ke
jantung.Gastritis
Hegsman akut, proses implamasi bersifat furulen didinding lambung.
b. Gastritis
Kronik
Penyebabnya tidak jelas, sering bersifat
multifactor dengan perjalanan klinis yang bervariasi. Kelainan ini erat dengan
Infeksi Helico Bakter Pylori.
Gastriris kronik adalah suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang
menahun yang disebabkan oleh ulkus benigna, atau maligna dari lambung atau dari
bakteri H.pylori ( bakteri gram
negatif) yang menyerang permukaan gaster.Jenis-jeni gastritis
kronis:
i. Gastritis
superfisialis : Suatu inflamasi yang kronis pada permukaan lambung, mukosa,
tampak hiperemi
ii. Grastitis
atrofikans kronis: perubahan transisi dan superfisialis ke atrofi gastritis, mukosa
terlihat atrofi utama keabu-abuan atau kuning keabuan.
iii. Gastritis
Hipertrofikans kronika : Suatu penebalan mukos alambung pada proses imflamasi
tanpa disertai distruksi dari kelenjar. Terlihat mukosa membengkak, ireguler,
hiperemi, kadang granuler, noduler.
4. Etiologi
Penyebab gastritis adalah obat analgetik anti
inflamasi terutama aspirin; bahan kimia, misalnya lisol; merokok; alkohol;
stres fisis yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan, gagal
pernafasan, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf pusat; refluk usus lambung
(Inayah, 2004, hal : 58).
Gastritis juga dapat disebabkan oleh obat-obatan
terutama aspirin dan obat anti inflamasi non steroid (AINS), juga dapat
disebabkan oleh gangguan mikrosirkulasi mukosa lambung seperti trauma, luka
bakar dan sepsis (Mansjoer, Arif, 1999, hal : 492k .
Penyebab
penyakit ini antara lain :
1. Gastritis
akut
a) Obat-obatan
Ex.
Aspirin dan sebagian besar obat anti inflamasi nonsteroid
b) Enditosin,
terjadi pada pasien typus karena sudah terjadi seksis karena kuman mengeluarkan
endotosin (merusak barier mukosa) yang mentebabkan sakit uluhati.
c) Alkohol
dan rokok
d)
Makanan
berbumbu merangsang (pedas, asam, kopi)
e) Bahan
kimia contoh : Lysol
f) Sters
fisikis yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma, peradangan, pendarahan,
gagal pernafasan, gagal ginjal, kerusakan SSP.
2. Gastritis
kronik
Belum diketahui secara pasti oleh karena
itu factor penyebab yang tertentu mungkin dijumpai pada semua macam gastritis
sebagai penyebab diantaranya:
a) Bakteri
Gastritis
akut karena infeksi stapylococus mungkin pada akhirnya dapat menjadi kronis
b) Infeksi
local
Sering infeksi pada sinus gigi dan post nasal atau dapat
menyebabkan gastritis kronik
c) Alkohol
Pada
alkoholisme dapat terjadi kelainan pada mukosa alkoholisme acuta, dapat
menyebabkan gastritis erosife hemoragika yang berat.
5. Manifestasi Klinis
Ø Gastritis Akut:
1. Nyeri
epigastrium
2. Mual,
muntah
3. Pendarahan
saluan cerna
4. Nausea
5. Hematenises
dan melena
Ø Gastritia kronis:
1.
Perasaan penuh
2.
Anoreksia, nyeri ulu hati, nausea,
seperti ulkus peptikum dan keluhan anemia
3.
Distress epigastrik yang tidak nyata
4.
Penurunan pembentukan asam klorida,
pepsin dan factor intrisik
6. Patofisiologi
Terdapat
gangguan keseimbangan factor agresif dan factor defensive yang berperan dalam
menimbulkan lesi pada mukosa. Dalam keadaan normal factor defasif dapat
mengatasi factor agresif sehingga tidak terhadi kerusakan atau kelainan
patologi.
Gastritis akut
Gastritis akut
merupakan penyakit yang sering ditemukan, biasanya jinak dan dapat sembuh sendiri.
Merupakan respon mukosa lambung terhadap berbagai iritan local. Dapat di sebabkan karena
obat-obatan, alcohol, makanan pedas dan stress.
Pada orang
yang mengalami stress terjadi perangsangan saraf simpatis nervus vagus yang
meningkat produksi HCl dalam gaster. Adanya HCl di lambung
menimbulkan rasa mual, muntah, dan anoreksia.
Zat kimia atau makanan yang merangsang akan menyebabkan sel epitel kolumer
yang berfungsi menghasilkan mucus aktif. Mukus berfungsi untuk memproteksi
mukosa lambung agar tidak ikut dicerna. Penurunan sekresi mucus menurunkan vasodilatasi sel mukosa. Lapisan
mukosa gaster terdapat sel yang memproduksi HCl terutama daerah fundus dan pembuluh darah. Vasodilatasi mukosa gaster
menyebabkan peningkatan produksi HCl. Selain menimbulkan mual, muantah dan
anoreksia, peningkatan HCl dapat menyebabkan nyeri. Terjadi karena adanya
kontak HCl dengan mukosa gaster.
Respon mukosa
lambung akibat penurunan sekresi mucus dapat berupa eksfaliasi (pengelupasan).
Eksfaliasi dapat berakibat erosi pada sel mukosa. Hilangnya sel mukosa akibat erosi memicu timbul
pendarahan. Pendrahan ini akan mengakibatkan hematimesis / muntah darah atau
melena / berak darah.
Gastritis kronik
Helicobacter
pylory merupakan bakteri
gram negative yang paling banyak menyebabkan gastritiskronik. Bakteri ini
menyerang sel permukaan gaster, memperberat timbulnya desquamasi sel dan muncul
radang kronis pada gaster.
Metaplasia sebagai salah satu mekanisme pertahanan tubuh
terhadap iritasi, mengganti sel mukosa gaster dengan sel squomosa yang lebih
kuat. Karena sel squomosa yang kuat maka elastisitasnya berkurang. Saat
mencerna makanan, lambung melakukan gerakan peristaltik tetapi karena sel
penggantinya tidak elastis maka timbul kekakuan yang menimbulkan nyeri.
Metaplasia juga menyebabkan hilangnya sel mukosapada lapisan lambung sehingga
terjadi kerusaka pembuluh darah lapisan mukosa dan menimbulkan pendarahan.
Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa
Hematemesis dan melena, dapat berakhir sebagai syok hemorragin. Khusus untuk
perdarahan SCBA, perlu dibedakan dengan tukak peptik. Gambaran klnis yang
diperlihatkan hampir sama. Namun pada tukak peptik penyebab utamanya adalah
infeksi H. Pyloin, sebesar 100% pada tukak duodenam dan 60 – 90%, pada tukak
lambung. Diagnosis pasti dapat ditegakkan dengan endoskopin perdarahan saluran
cerna bagian atas, ulkas, pertorasi, dan anemia karena gangguan absapsi vitamin
B12
2. Pencegahan
Walaupun infeksi H. pylori tidak dapat selalu dicegah,
berikut beberapa saran untuk dapat mengurangi resiko terkena gastritis :
1.
Makan
secara benar.
Hindari makanan yang dapat mengiritasi
terutama makanan yang pedas, asam, gorengan atau berlemak. Yang sama pentingnya
dengan pemilihan jenis makanan yang tepat bagi kesehatan adalah bagaimana cara
memakannya. Makanlah dengan jumlah yang cukup, pada waktunya dan lakukan dengan
santai.
2.
Hindari
alkohol.
Penggunaan alkohol dapat mengiritasi dan
mengikis lapisan mukosa dalam lambung dan dapat mengakibatkan peradangan dan
pendarahan.
3.
Jangan
merokok.
Merokok mengganggu kerja lapisan pelindung
lambung, membuat lambung lebih rentan terhadap gastritis dan borok. Merokok
juga meningkatkan asam lambung, sehingga menunda penyembuhan lambung dan
merupakan penyebab utama terjadinya kanker lambung. Tetapi, untuk dapat
berhenti merokok tidaklah mudah, terutama bagi perokok berat. Konsultasikan
dengan dokter mengenai metode yang dapat membantu untuk berhenti merokok.
4.
Lakukan
olah raga secara teratur.
Aerobik
dapat meningkatkan kecepatan pernapasan dan jantung, juga dapat menstimulasi
aktifitas otot usus sehingga membantu mengeluarkan limbah makanan dari usus
secara lebih cepat.
5.
Kendalikan
stress.
Stress
meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke, menurunkan sistem kekebalan
tubuh dan dapat memicu terjadinya permasalahan kulit. Stress juga meningkatkan
produksi asam lambung dan melambatkan kecepatan pencernaan. Karena stress bagi
sebagian orang tidak dapat dihindari, maka kuncinya adalah mengendalikannya
secara effektif dengan cara diet yang bernutrisi, istirahat yang cukup, olah
raga teratur dan relaksasi yang cukup.
6.
Ganti
obat penghilang nyeri.
Jika
dimungkinkan, hindari penggunaan AINS, obat-obat golongan ini akan menyebabkan
terjadinya peradangan dan akan membuat peradangan yang sudah ada menjadi lebih
parah. Ganti dengan penghilang nyeri yang mengandung acetaminophen.
3. Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan Penunjang
1.
Foto Rontgen abdomen
Tes ini akan melihat
adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit pencernaan lainnya. Biasanya akan
diminta menelan
cairan barium terlebih dahulu sebelum dilakukan ronsen. Cairan ini akan
melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika di ronsen.
2.
Gastrokopi
3.
Pemeriksaan darah.
Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya
antibodi H. pylori dalam darah. Hasil tes yang positif menunjukkan bahwa pasien
pernah kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya, tapi itu tidak
menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah dapat juga
dilakukan untuk memeriksa anemia, yang terjadi akibat pendarahan lambung akibat
gastritis.
4.
Pemeriksaan feces.
Tes ini memeriksa
apakah terdapat H. pylori dalam feses atau tidak. Hasil yang positif dapat
mengindikasikan terjadinya infeksi. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap adanya
darah dalam feces. Hal ini menunjukkan adanya pendarahan pada lambung.
5.
Endoskopi
Dengan tes ini dapat
terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang mungkin
tidak terlihat dari sinar-X. Tes ini dilakukan dengan cara memasukkan sebuah
selang kecil yang fleksibel (endoskop) melalui mulut dan masuk ke dalam
esophagus, lambung dan bagian atas usus kecil. Tenggorokan akan terlebih dahulu
dimati-rasakan (anestesi) sebelum endoskop dimasukkan untuk memastikan pasien
merasa nyaman menjalani tes ini. Jika ada jaringan dalam saluran cerna yang
terlihat mencurigakan, dokter akan mengambil sedikit sampel (biopsy) dari
jaringan tersebut. Sampel itu kemudian akan dibawa ke laboratorium untuk
diperiksa. Tes ini memakan waktu kurang lebih 20 sampai 30 menit. Pasien
biasanya tidak langsung disuruh pulang ketika tes ini selesai, tetapi harus
menunggu sampai efek dari anestesi menghilang, kurang lebih satu atau dua jam.
Hampir tidak ada resiko akibat tes ini. Komplikasi yang sering terjadi adalah
rasa tidak nyaman pada tenggorokan akibat menelan endoskop.
6.
Biopsi Mukosa
7.
Analisa lambung
4. Penatalaksanaan
Faktor
utama adalah menghilangkan Etiologinya.
Diet lambung dengan porsi kecil dan sering, obat-obatan ditinjau untuk mengatur
sekresi asam lambung, berupa antagonis reseptor H2, inhibitor pompa
proton, anti kelinergik dan antasid. Juga ditujukan sebagai sitoprotektor
berupa sukroltati dan prostaglandim. Pada pusat-pusat yankes, dimana endiskopi
tidak dapat dilakukan penatalaksanaan diberikan seperti pada pasien dengan
sindrom dispepsia, apalagi jika tes serologi negatip pertama-tama yang
dilakukan adalah mengatasi dan menghindari penyebab gratitis akut. Kemudian
diberikan pengobatan epiris berupa antosit, antagonis H2, /
inhibitor pompa proton dan obat-obat prokinetik. Jika endoskopi dapat dilakukan
tropi eradikasi juga diberikan pada seleksi khusus pasien yang menderita
penyakit- penyakit seperti ukus duodeni, dispepsia tipe ukus dan lain-lain.
Ø Gastritis
akut:
1. Pantang
minum alkohhol dan makanan sampai gejala-gejala menghilang, ubah menjadi diit yang
tidak mengiritasi
2. Jika
gejala-gejala menetap mungkin diperlukan cairan IV
3. Jika
terdapat pendarahan penatalaksanaannya serupa dengan hemoragi yang terjadi pada
saluran gastrointestinal bagian atas
4. Jika
gastritis terjadi karena menelan asam kuat atau alkali, encerkan dan netralkan
denagan antasida umum
5. Misalnya:
aluminium hidroksiada
6. Jika
gastritis terjadi karena menelan base kuat, gunakan sari buah jeruk yang encer
atau cuka tyang diencerkan.
7.
Jika
korosi parah hindari emetic dan bilas lambung karena berbahaya
ferforasi
8. Bila
upaya konservatif tidak menolong dapat dilakukan bedah interposisi anti
peristaltic usus halus
9. Pembentukan
darurat mungkin dilakukan untuk mengangkat gangren, jarinagn perforasi
10.
Dapat dilakukan gastrojejunustomi
(reseksi lambung) untuk mengatasi distraksi pylorus
Ø
Gastritis kronik:
1. Modifikasi
diit, istirahat, reduksi stress dan farmakoterapi
2. Menghindari
alcohol dan obat-obata ynag mengiritasi mukosa lambung
3. Diberikan
vitamin B12 bisa terjadi anemia
pernisiosa
4. Dilakukan
terapi symtomatik yang diberikan untuk menetralkan mengurangi asam lambung
(seperti antacid, anti kolinergik)
5. Bila
terjadi peradangan disertai erosi mukosa lambung dapat diberikan obat antsgonis
golongan reseptor H2 (Ametidin, Ranitidine, Atau fomotidine)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar