M3t D@t@n9............

di Blogger Que nie........

Sabtu, 26 Maret 2011

GASTRITIS


1.      Definisi
Gastritis adalah merupakan suatu peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronik difus, atau lokal. Dua jenis gastritis yang paling sering terjadi- gastritis superfisial akut dan gastritis atrofik kronik.(Silvia A.Price dkk., 1994; 376).
Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Mansjoer Arif, 1999, hal : 492)
Gastritis adalah inflamasi pada dinding gaster terutama pada lapisan mukosa gaster (Sujono Hadi, 1999, hal : 181).
Gastritis adalah peradangan lokal atau penyebaran pada mukosa  lambung dan berkembang dipenuhi bakteri (Charlene. J, 2001, hal : 138).
Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung. Gambaran kilns yang ditemukan berupa dyspepsia atau indigesti. Berdasarkan pemeriksaan endoskopi ditemukan eritema mukosa sedangkan hasil foto memperlihatkan iregularitas mukosa.
Gastritis berasal dari dua kata yaitu gaster yang berarti lambung, dan itis berarti peradangan atau pembengkakan. Gastritis adalah suatu inflamasi yang terjadi didaerah mukosa lambung yang disebabkan oleh kuman-kuman, diman bisa terjadi secara akut dan kronis.

2.      Insiden
Gastritis merupakan salah satu penyakit yang paling banyak dijumpai diklinik Penyakit Dalam ( IPD jilid II Edisi 3)
Gastritis akut merupakan penyakit yang sering ditemukan biasanya jinak dan dapat sembuh sendiri ( Patofisiologi Sylvia & Wilson) dan ± 80 – 90% yang dirawat di ICU menderita gastritis akut.
3.      Klasifikasi
Gastritis terbagi 2 yaitu :
a.    Gastritis Akut
Merupakan kelainan klinis akut yang jelas penyebabnya dengan tanda dan gejala yang khas. Biasanya ditemukan sel inflamasi akut dan neutrofil. Suatu peradangan permukaan lambung yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosi-erosif, maksudnya kerusakan yang terjadi tidak lebih dari pada mukosa muskolaris, sering juga disebut tukak beban, tukak stress, sebagai reaksi pada permukaan mukosa lambung akibat iritasi (alcohol, aspirin, NSAID, lisol, refluk empedu, cairan pancreas). Jenis-jenis gastritis akut:
                         i.Gastritis eksogen akut  : Gastritis eksogen yang simple, gejala khas, nausea, vomits anorexia, dan kelemahan yang hebat. Gastritis akut korosif, bersifat korosif karena obat dan bahan kimia.
                       ii.Gastritis endogen akut : Gastritis infeksiosa akut, disebabkan karena toksin, bakteri dalam darah masuk ke jantung.Gastritis Hegsman akut, proses implamasi bersifat furulen didinding lambung.
b.    Gastritis Kronik
Penyebabnya tidak jelas, sering bersifat multifactor dengan perjalanan klinis yang bervariasi. Kelainan ini erat dengan Infeksi Helico Bakter Pylori. Gastriris kronik adalah suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang menahun yang disebabkan oleh ulkus benigna, atau maligna dari lambung atau dari bakteri H.pylori ( bakteri gram negatif) yang menyerang permukaan gaster.Jenis-jeni gastritis kronis:
                         i.     Gastritis superfisialis : Suatu inflamasi yang kronis pada permukaan lambung, mukosa, tampak hiperemi
                       ii.     Grastitis atrofikans kronis: perubahan transisi dan superfisialis ke atrofi gastritis, mukosa terlihat atrofi utama keabu-abuan atau kuning keabuan.
                     iii.     Gastritis Hipertrofikans kronika : Suatu penebalan mukos alambung pada proses imflamasi tanpa disertai distruksi dari kelenjar. Terlihat mukosa membengkak, ireguler, hiperemi, kadang granuler, noduler.
4.      Etiologi
Penyebab gastritis adalah obat analgetik anti inflamasi terutama aspirin; bahan kimia, misalnya lisol; merokok; alkohol; stres fisis yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan, gagal pernafasan, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf pusat; refluk usus lambung (Inayah, 2004, hal : 58).
Gastritis juga dapat disebabkan oleh obat-obatan terutama aspirin dan obat anti inflamasi non steroid (AINS), juga dapat disebabkan oleh gangguan mikrosirkulasi mukosa lambung seperti trauma, luka bakar dan sepsis (Mansjoer, Arif, 1999, hal : 492k .

Penyebab penyakit ini antara lain :
1.      Gastritis akut
a)      Obat-obatan
Ex. Aspirin dan sebagian besar obat anti inflamasi nonsteroid
b)      Enditosin, terjadi pada pasien typus karena sudah terjadi seksis karena kuman mengeluarkan endotosin (merusak barier mukosa) yang mentebabkan sakit uluhati.
c)      Alkohol dan rokok
d)     Makanan berbumbu merangsang (pedas, asam, kopi)
e)      Bahan kimia contoh : Lysol
f)       Sters fisikis yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma, peradangan, pendarahan, gagal pernafasan, gagal ginjal, kerusakan SSP.
2.      Gastritis kronik
Belum diketahui secara pasti oleh karena itu factor penyebab yang tertentu mungkin dijumpai pada semua macam gastritis sebagai penyebab diantaranya:
a)      Bakteri
Gastritis akut karena infeksi stapylococus mungkin pada akhirnya dapat menjadi kronis
b)      Infeksi local
Sering infeksi pada sinus gigi dan post nasal atau dapat menyebabkan gastritis kronik
c)      Alkohol
Pada alkoholisme dapat terjadi kelainan pada mukosa alkoholisme acuta, dapat menyebabkan gastritis erosife hemoragika yang berat.
5.      Manifestasi Klinis
Ø  Gastritis Akut:
1.    Nyeri epigastrium
2.    Mual, muntah
3.    Pendarahan saluan cerna
4.    Nausea
5.    Hematenises dan melena


Ø  Gastritia kronis:
1.    Perasaan penuh
2.    Anoreksia, nyeri ulu hati, nausea, seperti ulkus peptikum dan keluhan anemia
3.    Distress epigastrik yang tidak nyata
4.    Penurunan pembentukan asam klorida, pepsin dan factor intrisik

6.      Patofisiologi
Terdapat gangguan keseimbangan factor agresif dan factor defensive yang berperan dalam menimbulkan lesi pada mukosa. Dalam keadaan normal factor defasif dapat mengatasi factor agresif sehingga tidak terhadi kerusakan atau kelainan patologi.
Gastritis akut
      Gastritis akut merupakan penyakit yang sering ditemukan, biasanya jinak dan dapat sembuh sendiri. Merupakan respon mukosa lambung terhadap berbagai iritan local. Dapat di sebabkan karena obat-obatan, alcohol, makanan pedas dan stress.
      Pada orang yang mengalami stress terjadi perangsangan saraf simpatis nervus vagus yang meningkat produksi HCl dalam gaster. Adanya HCl di lambung menimbulkan rasa mual, muntah, dan anoreksia.
      Zat kimia atau makanan yang merangsang akan menyebabkan sel epitel kolumer yang berfungsi menghasilkan mucus aktif. Mukus berfungsi untuk memproteksi mukosa lambung agar tidak ikut dicerna. Penurunan sekresi mucus menurunkan vasodilatasi sel mukosa. Lapisan mukosa gaster terdapat sel yang memproduksi HCl terutama daerah fundus dan pembuluh darah. Vasodilatasi mukosa gaster menyebabkan peningkatan produksi HCl. Selain menimbulkan mual, muantah dan anoreksia, peningkatan HCl dapat menyebabkan nyeri. Terjadi karena adanya kontak HCl dengan mukosa gaster.
      Respon mukosa lambung akibat penurunan sekresi mucus dapat berupa eksfaliasi (pengelupasan). Eksfaliasi dapat berakibat erosi pada sel mukosa. Hilangnya  sel mukosa akibat erosi memicu timbul pendarahan. Pendrahan ini akan mengakibatkan hematimesis / muntah darah atau melena / berak darah.

Gastritis kronik
Helicobacter pylory merupakan bakteri gram negative yang paling banyak menyebabkan gastritiskronik. Bakteri ini menyerang sel permukaan gaster, memperberat timbulnya desquamasi sel dan muncul radang kronis pada gaster.
Metaplasia sebagai salah satu mekanisme pertahanan tubuh terhadap iritasi, mengganti sel mukosa gaster dengan sel squomosa yang lebih kuat. Karena sel squomosa yang kuat maka elastisitasnya berkurang. Saat mencerna makanan, lambung melakukan gerakan peristaltik tetapi karena sel penggantinya tidak elastis maka timbul kekakuan yang menimbulkan nyeri. Metaplasia juga menyebabkan hilangnya sel mukosapada lapisan lambung sehingga terjadi kerusaka pembuluh darah lapisan mukosa dan menimbulkan pendarahan.
 1.      Komplikasi
Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa Hematemesis dan melena, dapat berakhir sebagai syok hemorragin. Khusus untuk perdarahan SCBA, perlu dibedakan dengan tukak peptik. Gambaran klnis yang diperlihatkan hampir sama. Namun pada tukak peptik penyebab utamanya adalah infeksi H. Pyloin, sebesar 100% pada tukak duodenam dan 60 – 90%, pada tukak lambung. Diagnosis pasti dapat ditegakkan dengan endoskopin perdarahan saluran cerna bagian atas, ulkas, pertorasi, dan anemia karena gangguan absapsi vitamin B12
2.      Pencegahan
Walaupun infeksi H. pylori tidak dapat selalu dicegah, berikut beberapa saran untuk dapat mengurangi resiko terkena gastritis :
1.         Makan secara benar.
 Hindari makanan yang dapat mengiritasi terutama makanan yang pedas, asam, gorengan atau berlemak. Yang sama pentingnya dengan pemilihan jenis makanan yang tepat bagi kesehatan adalah bagaimana cara memakannya. Makanlah dengan jumlah yang cukup, pada waktunya dan lakukan dengan santai.
2.         Hindari alkohol.
 Penggunaan alkohol dapat mengiritasi dan mengikis lapisan mukosa dalam lambung dan dapat mengakibatkan peradangan dan pendarahan.
3.         Jangan merokok.
 Merokok mengganggu kerja lapisan pelindung lambung, membuat lambung lebih rentan terhadap gastritis dan borok. Merokok juga meningkatkan asam lambung, sehingga menunda penyembuhan lambung dan merupakan penyebab utama terjadinya kanker lambung. Tetapi, untuk dapat berhenti merokok tidaklah mudah, terutama bagi perokok berat. Konsultasikan dengan dokter mengenai metode yang dapat membantu untuk berhenti merokok.
4.         Lakukan olah raga secara teratur.
Aerobik dapat meningkatkan kecepatan pernapasan dan jantung, juga dapat menstimulasi aktifitas otot usus sehingga membantu mengeluarkan limbah makanan dari usus secara lebih cepat.
5.         Kendalikan stress.
Stress meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke, menurunkan sistem kekebalan tubuh dan dapat memicu terjadinya permasalahan kulit. Stress juga meningkatkan produksi asam lambung dan melambatkan kecepatan pencernaan. Karena stress bagi sebagian orang tidak dapat dihindari, maka kuncinya adalah mengendalikannya secara effektif dengan cara diet yang bernutrisi, istirahat yang cukup, olah raga teratur dan relaksasi yang cukup.
6.         Ganti obat penghilang nyeri.
Jika dimungkinkan, hindari penggunaan AINS, obat-obat golongan ini akan menyebabkan terjadinya peradangan dan akan membuat peradangan yang sudah ada menjadi lebih parah. Ganti dengan penghilang nyeri yang mengandung acetaminophen.
3.      Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan Penunjang
1.         Foto Rontgen abdomen
Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit pencernaan lainnya. Biasanya akan diminta menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum dilakukan ronsen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika di ronsen.
2.         Gastrokopi
3.         Pemeriksaan darah.
 Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya antibodi H. pylori dalam darah. Hasil tes yang positif menunjukkan bahwa pasien pernah kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya, tapi itu tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah dapat juga dilakukan untuk memeriksa anemia, yang terjadi akibat pendarahan lambung akibat gastritis.
4.         Pemeriksaan feces.
Tes ini memeriksa apakah terdapat H. pylori dalam feses atau tidak. Hasil yang positif dapat mengindikasikan terjadinya infeksi. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap adanya darah dalam feces. Hal ini menunjukkan adanya pendarahan pada lambung.
5.         Endoskopi
Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar-X. Tes ini dilakukan dengan cara memasukkan sebuah selang kecil yang fleksibel (endoskop) melalui mulut dan masuk ke dalam esophagus, lambung dan bagian atas usus kecil. Tenggorokan akan terlebih dahulu dimati-rasakan (anestesi) sebelum endoskop dimasukkan untuk memastikan pasien merasa nyaman menjalani tes ini. Jika ada jaringan dalam saluran cerna yang terlihat mencurigakan, dokter akan mengambil sedikit sampel (biopsy) dari jaringan tersebut. Sampel itu kemudian akan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa. Tes ini memakan waktu kurang lebih 20 sampai 30 menit. Pasien biasanya tidak langsung disuruh pulang ketika tes ini selesai, tetapi harus menunggu sampai efek dari anestesi menghilang, kurang lebih satu atau dua jam. Hampir tidak ada resiko akibat tes ini. Komplikasi yang sering terjadi adalah rasa tidak nyaman pada tenggorokan akibat menelan endoskop.
6.         Biopsi Mukosa
7.         Analisa lambung

4.      Penatalaksanaan
Faktor utama  adalah menghilangkan Etiologinya. Diet lambung dengan porsi kecil dan sering, obat-obatan ditinjau untuk mengatur sekresi asam lambung, berupa antagonis reseptor H2, inhibitor pompa proton, anti kelinergik dan antasid. Juga ditujukan sebagai sitoprotektor berupa sukroltati dan prostaglandim. Pada pusat-pusat yankes, dimana endiskopi tidak dapat dilakukan penatalaksanaan diberikan seperti pada pasien dengan sindrom dispepsia, apalagi jika tes serologi negatip pertama-tama yang dilakukan adalah mengatasi dan menghindari penyebab gratitis akut. Kemudian diberikan pengobatan epiris berupa antosit, antagonis H2, / inhibitor pompa proton dan obat-obat prokinetik. Jika endoskopi dapat dilakukan tropi eradikasi juga diberikan pada seleksi khusus pasien yang menderita penyakit- penyakit seperti ukus duodeni, dispepsia tipe ukus dan lain-lain.
Ø  Gastritis akut:
1.    Pantang minum alkohhol dan makanan sampai gejala-gejala menghilang, ubah menjadi diit yang tidak mengiritasi
2.    Jika gejala-gejala menetap mungkin diperlukan cairan IV
3.    Jika terdapat pendarahan penatalaksanaannya serupa dengan hemoragi yang terjadi pada saluran gastrointestinal bagian atas
4.    Jika gastritis terjadi karena menelan asam kuat atau alkali, encerkan dan netralkan denagan antasida umum
5.    Misalnya: aluminium hidroksiada
6.    Jika gastritis terjadi karena menelan base kuat, gunakan sari buah jeruk yang encer atau cuka tyang diencerkan.
7.    Jika korosi parah hindari emetic dan bilas lambung karena berbahaya ferforasi
8.    Bila upaya konservatif tidak menolong dapat dilakukan bedah interposisi anti peristaltic usus halus
9.    Pembentukan darurat mungkin dilakukan untuk mengangkat gangren, jarinagn perforasi
10.         Dapat dilakukan gastrojejunustomi (reseksi lambung) untuk mengatasi distraksi pylorus
Ø  Gastritis kronik:
1.    Modifikasi diit, istirahat, reduksi stress dan farmakoterapi
2.    Menghindari alcohol dan obat-obata ynag mengiritasi mukosa lambung
3.    Diberikan vitamin  B12 bisa terjadi anemia pernisiosa
4.    Dilakukan terapi symtomatik yang diberikan untuk menetralkan mengurangi asam lambung (seperti antacid, anti kolinergik)
5.    Bila terjadi peradangan disertai erosi mukosa lambung dapat diberikan obat antsgonis golongan reseptor H2 (Ametidin, Ranitidine, Atau fomotidine)


















Tidak ada komentar:

Posting Komentar