M3t D@t@n9............

di Blogger Que nie........

Sabtu, 26 Maret 2011

HERNIA


A.    PENGERTIAN
Secara umum Hernia merupakan proskusi atau penonjolan isi suatu rongga dari berbagai organ internal melalui pembukaan abnormal atau kelemahan pada otot yang mengelilinginya dan kelemahan pada jaringan ikat suatu organ tersebut (Griffith, 1994).
Hernia adalah : tonjolan keluarnya organ atau jaringan melalui dinding rongga dimana organ tersebut seharusnya berada yang didalam keadaan normal tertutup.
Hernia atau usus turun adalah penonjolan abnormal suatu organ/ sebagian dari organ melalui lubang pada struktur disekitarnya.
Hernia inguinalis adalah penonjolan hernia yang terjadi pada kanalis inguinal (lipat paha). Operasi hernia adalah tindakan pembedahan yang dilakukan untuk mengembalikan isi hernia pada posisi semula dan menutup cincin hernia.
Hernia adalah menonjolnya suatu organ atau struktur organ dan tempatnya yang normal malalui sebuah defek konsenital atau yang didapat. (Long, 1996 : 246).
Hernia adalah suatu keadaan menonjolnya isi usus suatu rongga melalui lubang (Oswari, 2000 : 216).
Hernia adalah penonjolan sebuah organ, jaringan atau struktur melewati dinding rongga yang secara normal memang berisi bagian-bagian tersebut (Nettina, 2001 : 253).

B.     KLASIFIKASI
Banyak sekali penjelasan mengenai klasifikasi hernia menurut macam, sifat dan proses terjadinya. Berikut ini penjelasannya :
Macam-macam hernia :
1.      Macam-macam hernia ini di dasarkan menurut letaknya, seperti :
a.       Inguinal. Hernia inguinal ini dibagi lagi menjadi :
·         Indirek / lateralis: Hernia ini terjadi melalui cincin inguinalis dan melewati korda spermatikus melalui kanalis inguinalis. Ini umumnya terjadi pada pria daripada wanita. Insidennya tinggi pada bayi dan anak kecil. Hernia ini dapat menjadi sangat besar dan sering turun ke skrotum. Umumnya pasien mengatakan turun berok, burut atau kelingsir atau mengatakan adanya benjolan di selangkangan/kemaluan. Benjolan tersebut bisa mengecil atau menghilang pada waktu tidur dan bila menangis, mengejan atau mengangkat benda berat atau bila posisi pasien berdiri dapat timbul kembali.
·         Direk / medialis: Hernia ini melewati dinding abdomen di area kelemahan otot, tidak melalui kanal seperti pada hernia inguinalis dan femoralis indirek. Ini lebih umum pada lansia. Hernia inguinalis direk secara bertahap terjadi pada area yang lemah ini karena defisiensi kongenital. Hernia ini disebut direkta karena langsung menuju anulus inguinalis eksterna sehingga meskipun anulus inguinalis interna ditekan bila pasien berdiri atau mengejan, tetap akan timbul benjolan. Bila hernia ini sampai ke skrotum, maka hanya akan sampai ke bagian atas skrotum, sedangkan testis dan funikulus spermatikus dapat dipisahkan dari masa hernia. Pada pasien terlihat adanya massa bundar pada anulus inguinalis eksterna yang mudah mengecil bila pasien tidur. Karena besarnya defek pada dinding posterior maka hernia ini jarang sekali menjadi ireponibilis.
b.      Femoral : Hernia femoralis terjadi melalui cincin femoral dan lebih umum pada wanita daripada pria. Ini mulai sebagai penyumbat lemak di kanalis femoralis yang membesar dan secara bertahap menarik peritoneum dan hampir tidak dapat dihindari kandung kemih masuk ke dalam kantung. Ada insiden yang tinggi dari inkarserata dan strangulasi dengan tipe hernia ini.
c.       Umbilikal : Hernia umbilikalis pada orang dewasa lebih umum pada wanita dan karena peningkatan tekanan abdominal. Ini biasanya terjadi pada klien gemuk dan wanita multipara. Tipe hernia ini terjadi pada sisi insisi bedah sebelumnya yang telah sembuh secara tidak adekuat karena masalah pascaoperasi seperti infeksi, nutrisi tidak adekuat, distensi ekstrem atau kegemukan.
d.      Incisional : batang usus atau organ lain menonjol melalui
jaringan parut yang lemah.
2.      Berdasarkan terjadinya, hernia dibagi atas :
a.       Hernia bawaan atau kongenital
Patogenesa pada jenis hernia inguinalis lateralis (indirek): Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke-8 kehamilan, terjadi desensus testis melalui kanal tersebut. Penurunan testis tersebut akan menarik peritonium ke daerah skrotum sehingga terjadi penonjolan peritoneum yang disebut dengan prosesus vaginalis peritonei. Pada bayi yang sudah lahir, umumnya prosesus ini telah mengalami obliterasi sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut. Namun dalam beberapa hal, kanalis ini tidak menutup. Karena testis kiri turun terlebih dahulu, maka kanalis inguinalis kanan lebih sering terbuka. Bila kanalis kiri terbuka maka biasanya yang kanan juga terbuka. Dalam keadaan normal, kanalis yang terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan. Bila prosesus terbuka terus (karena tidak mengalami obliterasi) akan timbul hernia inguinalis lateralis kongenital. Pada orang tua kanalis tersebut telah menutup. Namun karena merupakan lokus minoris resistensie, maka pada keadaan yang menyebabkan tekanan intra-abdominal meningkat, kanal tersebut dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis lateralis akuisita.
b.      Hernia dapatan atau akuisita (acquisitus = didapat).

3.      Menurut sifatnya, hernia dapat disebut :
a.       Hernia reponibel/reducible, yaitu bila isi hernia dapat keluar masuk. Usus keluar jika berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk, tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus.
b.      Hernia ireponibel, yaitu bila isi kantong hernia tidak dapat dikembalikan ke dalam rongga. Ini biasanya disebabkan oleh perlekatan isi kantong pada peri tonium kantong hernia. Hernia ini juga disebut hernia akreta (accretus = perlekatan karena fibrosis). Tidak ada keluhan rasa nyeri ataupun tanda sumbatan usus.
c.       Hernia strangulata atau inkarserata (incarceratio = terperangkap, carcer = penjara), yaitu bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia. Hernia inkarserata berarti isi kantong terperangkap, tidak dapat kembali ke dalam rongga perut disertai akibatnya yang berupa gangguan pasase atau vaskularisasi.
Secara klinis “hernia inkarserata” lebih dimaksudkan untuk hernia ireponibel dengan gangguan pasase, sedangkan gangguan vaskularisasi disebut sebagai “hernia strangulata”. Hernia strangulata mengakibatkan nekrosis dari isi abdomen di dalamnya karena tidak mendapat darah akibat pembuluh pemasoknya terjepit. Hernia jenis ini merupakan keadaan gawat darurat karenanya perlu mendapat pertolongan segera.

C.    ETIOLOGI
Penyebab penyakit hernia dapat diakibatkan beberapa hal seperti :
1.      Kongenital
Kelemahan pada otot merupakan salah satu factor resiko yang berhubungan dengan factor peningkatan tekanan
intra abdomen. Kelemahan otot tidak dapat dicegah dengan cara olah raga atau latihan-latihan
2.      Obesitas
Obesitas salah satu penyebab peningkatan tekanan intra abdomen karena banyaknya lemak yang tersumbat dan perlahan-lahan mendorong peritoneum. Hal ini dapat dicegah dengan pengontrolanberat badan.
3.      Ibu Hamil
Pada ibu hamil tekanan intra abdomen meningkat terutama pada daerah rahim dan sekitarnya.
4.      Mengedan
Mengedan dapat menyebabkan peningkatan tekanan intra abdomen.
5.      Pengangkatan beban berat

D.    PATOFISIOLOGI
Hernia berkembang ketika intra abdominal mengalami pertumbuhan tekanan seperti tekanan pada saat mengangkat sesuatu yang berat, pada saat buang air besar atau batuk yang kuat atau bersin dan perpindahan bagian usus kedaerah otot abdominal, tekanan yang berlebihan pada daerah abdominal itu tentu saja akan menyebabkan suatu kelemahan mungkin disebabkan dinding abdominal yang tipis atau tidak cukup kuatnya pada daerah tersebut dimana kondisi itu ada sejak atau terjadi dari proses perkembangan yang cukup lama, pembedahan abdominal dan kegemukan. Pertama-tama terjadi kerusakan yang sangat kecil pada dinding abdominal, kemudian terjadi hernia. Karena organ-organ selalu selalu saja melakukan pekerjaan yang berat dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama, sehingga terjadilah penonjolan dan mengakibatkan kerusakan yang sangat parah.sehingga akhirnya menyebabkan kantung yang terdapat dalam perut menjadi atau mengalami kelemahan jika suplai darah terganggu maka berbahaya dan dapat menyebabkan ganggren.

 A.    MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan Gejala antara lain:
1.      Tampak benjolan di lipat paha.
2.      Bila isinya terjepit akan menimbulkan perasaan sakit di tempat itu disertai perasaan mual.
3.      Bila terjadi hernia inguinalis stragulata perasaan sakit akan bertambah hebat serta kulit di atasnya menjadi merah dan panas.
4.      Hernia femoralis kecil mungkin berisi dinding kandung kencing sehingga menimbulkan gejala sakit kencing (disuria) disertai hematuria (kencing darah) disamping benjolan di bawah sela paha.
5.      Hernia diafragmatika menimbulkan perasaan sakit di daerah perut disertai sasak nafas.
6.      Bila pasien mengejan atas batuk maka benjolan hernia akan bertambah besar.
(Oswari, 2000 : 218)
Tanda dan Gejala menurut sifatnya:
1.      Hernia reponible tanda dan gejalanya:
a.       Pasien merasa tidak enak di tempat penonjolan
b.       Ada penonjolan di salah satu lokasi abdomen misalnya inguinal, femoralis dan lain-lain. Benjolan timbul saat mengejan BAB, mengangkat beban berat ataupun saat aktivitas berat dan hilang pada waktu istirahat baring.
c.        Kadang-kadang perut kembung.
d.       Apabila terjadi perlengketan pada kantung hernia dan isi hernia maka tidak dapat dimasukkan lagi (ireponibel).
2.      Hernia inkarserata, tanda dan gejalanya :
1.      Adanya gambaran obstruksi usus dimana pasien mengalami obstipasi, muntah, tidak flatus, perut kembung dan dehidrasi.
2.      Terjadi gangguan keseimbangan cairan, elektrolit dan asam basa.
3.      Bila lelah terjadi strangulasi. Pasien mengalami nyeri hebat di daerah hernia, dimana nyeri menetap karena rangsangan peritoneum. Pada pemeriksaan local ditemukan benjolan yang tidak dapat dimasukkan lagi diserta nyeri tekan dan tergantung keadaan isi hernia.
4.      Dapat dijumpai tanda peritonitis atau terjadi abses local, keadaan ini merupakan keadaan gawat darurat dan memerlukan pertolongan segera.
B.     KOMPLIKASI
1.      Hernia berulang
2.      Kerusakan pada pasokan darah, testis atau saraf jika pasien laki-laki,
3.      Pendarahan yang berlebihan / infeksi lluka bedah,
4.      Luka pada usus (jika tidak hati-hati),
5.      Setelah herniografi dapat terjadi hematoma,
6.      Fostes urin dan feses,
7.      Residip
8.      Komplikasi lama merupakan atopi testis karena lesi
C.    PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Sinar X abdomen menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam usus/ obstruksi usus.
b. Hitung darah lengkap dan serum elektrolit dapat menunjukkan hemokonsentrasi (peningkatan
hemotokrit), peningkatan sel darah putih dan ketidak seimbangan elektrolit.

D.    PENATALAKSANAAN
1.      Terapi konservatif/non bedah meliputi :
a.       Pengguanaan alat penyangga bersifat sementara seperti pemakaian sabuk/korset pada hernia ventralis.
b.      Dilakukan reposisi postural pada pasien dengan Hernia inkaseata yang tidak menunjukkan gejala sistemik.
2.      Terapi umum adalah terapi operatif.
3.      Jika usaha reposisi berhasil dapat dilakukan operasi herniografi efektif.
4.      Jika suatu operasi daya putih isi Hernia diragukan, diberikan kompres hangat dan setelah 5 mennit di evaluasi kembali.
5.      Jika ternyata pada operasi dinding perut kurang kuat sebaiknya digunakan marleks untuk menguatkan dinding perut setempat.
6.      Teknik hernia plastik, endoskopik merupakan pendekatan dengan pasien berbaring dalam posisi trendelernberg 40OC.
7.      Pengobatan dengan pemberian obat penawar nyeri, misalnya Asetaminofen, antibiotic untuk membasmi infeksi, dan obat pelunak tinja untuk mencegah sembelit.
8.      Diet cairan sampai saluran gastrointestinal berfungsi lagi, kemudian makan dengan gizi seimbang dan tinggi protein untuk mempercepat sembelit dan mengadan selama BAB, hindari kopi kopi, teh, coklat, cola, minuman beralkohol yang dapat memperburuk gejala-gejala.
9.      Hindari aktivitas-aktivitas yang berat.

E.     PENCEGAHAN
Kelainan kongenital yang menyebabkan hernia memang tidak dapat dicegah, namun langkah-langkah berikut ini dapat mengurangi tekanan pada otot-otot dan jaringan abdomen:
1.      Menjaga berat badan ideal.
Jika anda merasa kelebihan berat badan, konsultasikan dengan dokter mengenai program latihan dan diet yang sesuai.
2.      Konsumsi makanan berserat tinggi.
Buah-buahan segar, sayur-sayuran dan gandum baik untuk kesehatan. Makanan-makanan tersebut kaya akan serat yang dapat mencegah konstipasi.
3.      Mengangkat benda berat dengan hati-hati atau menghindari dari mengangkat benda berat.
Jika harus mengangkat benda berat, biasakan untuk selalu menekuk lutut dan jangan membungkuk dengan bertumpu pada pinggang.
4.      Berhenti merokok.
Selain meningkatkan resiko terhadap penyakit-penyakit serius seperti kanker dan penyakit jantung, merokok seringkali menyebabkan batuk kronik yang dapat menyebabkan hernia inguinalis.












Tidak ada komentar:

Posting Komentar