M3t D@t@n9............

di Blogger Que nie........

Hyperkolesterolemia

A. Pengertian
Hiperkolesterolemia adalah salah satu gangguan kadar lemak dalam darah (dislipidemia) yang mana kadar kolesterol dalam darah lebih dari 240 mg/dl (perkeni 2004). Untuk menanggulangi hiperkolesterolemia dapat digunakan agen inhibitor HMG-KoA (3-hidroksi-3-metilglutaril Koenzim A), misalnya lovastatin (Cuchel et al, 1997).
Hiperkolesterolemia terjadi akibat adanya akumulasi kolesterol dan lipid pada dinding pembuluh darah. Kolesterol merupakan molekul yang berperan sangat penting dalam sintesis membran sel, prekusor sintesis hormon steroid, hormon korteks adrenal, sintesis asam- asam empedu dan vitamin D. Kolesterol terdiri atas high density cholesterol (HDL), low density cholesterol (LDL) dan trigliserida. HDL berperan dalam membawa kolesterol dari aliran darah ke hati. LDL berperan dalam membawa kolesterol kembali ke aliran darah. Kolesterol yang terdapat dalam tubuh dapat berasal dari makanan (eksogen) atau disintesis oleh tubuh (endogen).
Meski bukan penyakit, gangguan metabolisme yang ditandai peningkatan kadar kolesterol total dalam darah. Sebagai salah satu bahan lemak (lipid) dalam darah, kolesterol terbentuk secara alamiah dalam darah. Kelebihan kolesterol ini berdampak buruk bagi kesehatan, misalnya memicu penyakit kardiovaskuler dan stroke. Karenanya, kolesterol harus dikendalikan.
Hati memproduksi sekitar 80% kolesterol dalam darah tubuh manusia. Selebihnya berasal dari konsumsi produk hewani. Ia dibutuhkan dalam berbagai proses metabolisme. Misalnya, sebagai bahan pembentukan dinding sel, membuat vitamin D, bahkan berperan menyusun hormon steroid dan hormon seks.

Tanda dan gejala pada masa awalnya adalah kolesterol tinggi muncul tanpa gejala apa pun. Karena ini screening awal melalui pemeriksaan lab secara rutin lebih baik jika dilakukan. untuk tingkat lanjut, hiperkolesterolemia bisa menimbulkan gejala penumpukan lemak pada tendon dan kulit (xanthoma), pembesaran hati dan limpa, sakit pada perut akibat pankreatitis jika trigliserida tertumpuk pada pankreas (umumnya saat level trigliserida di atas 800 mg/dL), sakit pada dada dan mungkin serangan jantung akibat penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh darah yang mengalirkan darah untuk jantung.
Tabel 1
Klasifikasi dislipidemia menurut WHO
Fredrickson Klasifikasi dislipidemia Peningkatan lipoprotein
I Kilomikron
Iia Hiperkolesterolemia LDL
Iib Dislipidemia kombinasi LDL + VLDL
III Dislipidemia remnant VLDL remnant + kilomikron
IV Dislipidemia endogen VLDL
V Dislipidemia campuran VLDL + kilomikron

Keterangan:
 LDL = Low Density Lipoprotein
 VLDL = Very Low Density Lipoprotein(Trigliserida)







B. Kadar
Hiperkolesterolemia adalah peningkatan kadar kolesterol melebihi batas normal (>240 mg/dl). Semakin lanjutnya usia risiko menderita hiperkolesterolemia semakin besar. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kejadian hiperkolesterolemia, diantaranya jenis kelamin, pola makan, obesitas, kebiasaan olah raga dan kebiasaan merokok terhadap hiperkolesterolemia pada lansia.
Tabel 2
Klasifikasi kadar lipid plasma (mg/dl)
No. Kadar Lipid Plasma
1 Kolesterol total
< 200 Yang diinginkan
200-239 Batas tinggi
≥ 240 Tinggi
2 LDL
< 100 Optimal
100 – 129 Mendekati optimal
130 – 159 Batas tinggi
160 – 189 Tinggi
≥ 190 Sangat tinggi
3 HDL
< 40 Rendah
≥ 60 Tinggi
4 Trigliserida
< 150 Normal
150 – 199 Batas tinggi
200-499 Tinggi
≥500 Sangat tinggi





















C. Penyebab
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya hiperkolesterolemia. Bisa disebabkan oleh faktor genetik seperti pada hiperkolesterolemia familial dan hiperkoleterolemia poligenik, juga bisa disebabkan faktor sekunder akibat dari penyakit lain seperti diabetes mellitus, sindroma nefrotik serta faktor kebiasaan diet lemak jenuh (saturated fat), kegemukan dan kurang olahraga.
Beberapa faktor resiko yang dapat menyebabkan seseorang beresiko tinggi menderita hiperkolesterolemia. beberapa faktor dapat dikurangi atau dihilangkan dengan pengubahan gaya hidup, beberapa faktor sulit untuk diubah. tapi setidaknya pengurangan faktor resiko harus dilakukan semaksimal mungkin. faktor resiko utama penyebab tingginya kolesterol darah antara lain obesitas atau kegemukan, makanan tinggi asam lemak dan lemak jenuh, biasanya makanan yg digoreng, makanan rendah serat, kurang beraktifitas fisik, stress, merokok, tinggal di area dengan tingkat polusi tinggi (industri, kota yg padat kendaraan bermotor), diabetes, underactive thyroid, dan polycystic ovary syndrome.
1. Hiperkolesterolemia Poligenik
Tipe ini merupakan hiperkolesterolemia yang paling sering ditemukan, merupakan interaksi antara kelainan genetik yang multipel, nutrisi dan faktor-faktor lingkungan lainnya serta memiliki lebih dari satu dasar metabolik. Penyakit ini biasanya tidak disertai dengan xantoma.
2. Hiperkolesterolemia Familial
Penyakit yang diturunkan ini terjadi akibatkan oleh adanya defek gen pada reseptor LDL permukaan membran sel tubuh. Ketidakadaan reseptor ini menyebabkan hati tidak bisa mengabsorpsi LDL. Karena mengganggap LDL tidak ada, hati kemudian memproduksi VLDL yang banyak ke dalam plasma. Pada pasien dengan Hiperkolesterolemia familial ditemukan kadar kolesterol total mencapai 600 sampai 1000 mg/dl atau 4 sampai 6 kali dari orang normal. Banyak pasien ini meninggal sebelum berumur 20 tahun akibat infark miokard.
3. Kebiasaan Diet lemak Jenuh, Kurang olahraga dan Kegemukan
Pada tubuh manusia, reseptor LDL menangkap LDL yang tidak teroksidasi dan disimpan di dalam sel tubuh. Jika sudah berlebih, LDL tidak masuk ke dalam sel kemudian dimetabolime di hepar untuk menjadi asam empedu dan diekskresikan keluar. Pada proses patologi, oksidan LDL ditangkap oleh makrofag dan kemudian menjadi sel busa dan menumpuk di dalam tubuh, tidak diekskresi dan apabila menumpuk didalam pembuluh darah menimbulkan plak aterome dan lama-kelamaan menjadi aterosklerosis.
Penelitian pada binatang yang ditingkatkan kadar serumnya menunjukkan LDL memicu atrogenesis. Ada bentuk kelainan gen pada manusia yang menyebabkan peningkatan LDL secara berat yang menimbulkan penyakit kardiovaskuler pada usia muda. LDL menimbulkan penumpukan kolesterol pada dinding arteri. LDL juga menyebabkan rangsangan inflamasi dani inflamasi pada lesi aterogenik. Peningkatan LDL berhubungan dengan semua tingkatan aterogenik yaitu disfungsi endotel, pembentukan dan pertumbuhan plak, ketidakstabilan plak dan thrombosis.Peningkatan LDL plasma menyebabkan retensi partikel LDL pada dinding arteri meningkat, oksidasi LDL dan pengeluaran zat-zat mediator inflamasi . Terapi terhadap peningkatan LDL menunjukkan fungsi endotel koroner menjadi normal





4. Akibat Penyakit Lain
Berikut ini dislipidemia yang disebabkan oleh penyakit lain:
Tabel 3
Penyebab Hiperkolesterolemia yang disebabkan oleh penyakit
No. Penyakit penyebab Kelainan lipid
1 Diabetes mellitus (DM) TG dan HDL

2 Gagal ginjal kronis TG

3 Sindrom nefrotik Kolesterol total

4 Hipotiroidisme Koleterol total

5 Penyalahgunaan alcohol TG

6 Kholestasis Kolesterol total

7 Kehamilan TG

8 Obat-obatan (kontrasepsi oral, diuretic, beta bloker, kortikosteroid) TG dan atau Kolesterol total , HDL

Keterangan:
 TG = Trigliserida,
 HDL = High Density Lipoprotein,
 = meningkat,
 = menurun

Peningkatan prevalensi Diabetes seiring dengan peningkatan faktor risiko yaitu obesitas (kegemukan), kurang aktivitas fisik, kurang konsumsi serat, tinggi lemak, merokok, hiperkolesterol, hiperglikemia dan lain-lain. Prevalensi faktor risiko DM dari 2001-2004 yaitu : obesitas dari 12,7% menjadi 18,3%. Hiperglikemia dari 7,9% menjadi 11,3% dan hiperkolesterol dari 6,5% menjadi 12,9%. Diabetes berpotensi menyebabkan hiperkolesterolemia dengan meningkatkan kadar kolesterol LDL.
Sindrom nefrotik adalah sindroma klinis yang ditandai dengan adanya proteinuria, hipoalbunemia, edema, dan hiperkolesterolemia. Patogenesis terjadinya hiperkolesterolemia adalah kebocoran pada membrane basalis glomerulus menyebabkan proteinuria sehingga terjadi hipoalbiminemia. Hipoalbuminemia dikompensasi oleh hepar dengan memprodusksi kolesterol sehingga terjadi hiperkolesterolemia. Terjadi hipoalbuminemia yang selanjutnya merangsang hepar untuk memprodusksi kolesterol sehingga terjadi hiperkolesterolemi

D. Hubungan Hyperkolesterolemia dengan gangguan Kardivaskuler
Kadar kolesterol yang tinggi di dalam darah mempunyai peran penting dalam proses aterosklerosis yang selanjutnya akan menyebabkan kelainan kardiovaskuler. Dari banyak penelitian kohort menunjukkan bahwa makin tinggi kadar koleterol darah, makin tinggi angka kejadian kelainan kardiovaskuler. Begitu juga dengan makin rendah kadar kolesterol maka makin rendah kejadian penyakit kardiovaskuler baik untuk pencegahan primer maupun pencegahan sekunder. Setiap penurunan kadar kolesterol total 1 % menghasilkan penurunan risiko mortalitas kardiovaskuler sebesar 1,5%. Begitu juga dengan besarnya kadar kolesterol LDL dan HDL. Penurunan Kolesterol Low Density Lipoprotein (LDL) sebesar 1 mg/dl menurunkan risiko kejadian kardiovaskuler sebesar 1% dan peningkatan kadar kolesterol High Density Lipoprotein (HDL) menurunkan risiko kejadian kardiovaskuler sebesar 2-3%.
Kolesterol dikirim ke seluruh tubuh melalui darah. Pada saat mengalir bersama darah, ia membentuk ikatan dengan protein. Paket kolesterol-protein disebut “lipoprotein”. Bila yang diikatnya berupa lipoprotein berkerapatan tinggi (high-density lipoprotein/HDL), ia disebut koleterol “baik”, karena bertugas membersihkan kolesterol lain dalam darah. Sebaliknya bila yang diikat lipoprotein berkerapatan rendah (low-density lipoprotein/LDL), biasa disebut kolesterol “jahat”, karena bila teroksidasi oleh radikal bebas, LDL akan menempel dan menjadi kerak di dinding pembuluh darah. Akibatnya pembuluh darah jadi menyempit, bahkan bisa menyebabkan aliran darah ke jantung maupun ke otak tersumbat, dan terjadilah stroke atau serangan jantung.

E. Terapi
Hiperkolesterolemia dapat dicegah dengan pengendalian berat badan, meningkatkan aktivitas fisik (disarankan untuk secara teratur berolahraga ringan selama 30 menit setiap harinya), dan pengaturan diet. Diutamakan untuk banyak mengonsumsi makanan kaya serat.
1. Terapi non farmakologi
a. Terapi nutrisi medis
Diet tinggi lemak merupakan salah satu penyebab hiperkolesterolemia. Makan makanan yang banyak mengandung trans fat dan saturated fat seperti margarine/mentega, es krim, minyak kelapa dan lemak hewan dapat meningkatkan kadar LDL dan menurunkan koleterol HDL. Maka harus dikurangi sebanyak 7% perhari. Saturated fat dapat digantikan dengan unsaturated fat yang relatif kurang meningkatkan kadar LDL. Unsaturated dibagi dua antara lain Multi Unsaturated Fatty Acid (MUFA) contohnya minyak zaitun, alpokat dan Poli Unsaturated Fatty Acid (PUFA) contoh ikan. Dengan perubahan pola makan, mampu menurunkan kadar kolesterol dalam darah sebesar 10-15% . Makan ikan yang banyak mengandung omega 3 dapat menurunkan kadar LDL. Begitu juga dengan mengkonsumsi protein kedelai. Diet tinggi serat yang larut dalam air seperti oat dan buah/sayuran 20-30 gram sehari dapat menurunkan 5-15% kadar kolesterol total dan LDL.


Tabel 4
Komposisi makanan untuk hiperkolesterolemia menurut Perkeni 2004
No. Makanan Asupan yang dianjurkan
1 Total lemak 20-25% dari kalori total
2 Lemak jenuh < 7 % dari kalori total
3 Lemak PUFA Sampai 10% dari kalori total
4 Lemak MUFA Sampai 10 % dari kalori total
5 Karbohidrat 60% dari kalori total (terutama karbohidrat kompleks)
6 Serat 30 gr perhari
7 Protein Sekitar 15% dari kalori total
8 Kolesterol < 200 mg/hari

Tabel 5
Untuk di Rumah Sakit Dr.Soetomo menggunakan Diet B (Tjokroprawiro) dengan komposisi:
No. Makanan Asupan yang dianjurkan
1 Karbohidrat 68%
2 lemak kolesterol < 300 mg/hari
3 lemak jenuh dan trans 5%
4 PUFA 5%
5 MUFA 10%
6 protein 12%
7 serat 25-35 gr/hari.

b. Aktivitas fisik
Olahraga yang dilakukan secara teratur dapat menurunkan berat badan. Olahraga disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan penderita. Penurunan 10 % berat badan berarti menurunkan 30% lingkar perut yang mana terdapat lemak sentral di sana. AHA merekomendasikan olahraga selama 30 menit dengan aktivitas sedang 3-4 kali dalam seminggu
c. Menghindari rokok
Merokok berhubungan dengan proses metabolis yang berefek pada lipoprotein termasuk didalamnya meningkatkan asam lemak bebas, glukosa dan VLDL serta menurunkan HDL. Berhenti merokok berhubungan dengan peningkatan rata-rata HDL 6-8 mg/dl.
2. Terapi farmakologis
Berikut ini obat- obatan yang mampu menurunkan kadar kolesterol darah, terdapat beberapa golongan obat, antara lain statin, resin, niasin, ezetimibe dan asam lemak omega-3.
Tabel 6
Obat-obatan hipolipidemik
No. Obat Kolesterol LDL Koleterol HDL Trigliserida
1 Statin 20-55%
5-15%
10-20%

2 Resin 15-30%
3-5%
-/

3 Fibrat 10-15%
10-20%
35-50%

4 Niasin 10-25%
10-35%
25-50%

5 Ezetimibe 15-25%
3-5%
5-10%

6 Asam lemak Omega-3 5-10%
1-3%
20-30%


Tabel 7
Efek Obat hipolipidemik terhadap kadar lipid serum
No. Dislipidemia Obat pilihan
1 hiperkolesterolemia Statin/resin/kombinasi
2 Dislipidemia campuran Statin/resin/kombinasi
3 Hipertrigliseridemia fibrat
4 Isolated low HDL fibrat
Daftar Pustaka

Arza. 2009. Kenalan Dengan Hiperkolesterolemia. 21 Januari 2009. Diakses dari www.wordpress.com 20 Oktober 2009, 19:46:49.
Halim, Herman. 2006. Mutasi reseptor LDL penyebab hiperkolesterolemia Familier. Bagian biologi kedokteran fakultas kedokteran unika atrna jaya. Majalah Kedokteran Damianus. Vo1.5. No. 3. September 2006.
Hiperkolesterolemia (Bagian1). Diakses dari Error! Hyperlink reference not valid..
Hiperkolesterolemia (Bagian 2). Diakses dari Error! Hyperlink reference not valid..
Hiperkolesterolemia (Kelebihan Kolesterol). 16 Juli 2008 Diakses dari http://copeebreak.blogspot.com/search/label/healthly.
Hubungan merokok dengan risiko terjadinya hiperkolesterolemia pada pasien kardiovaskuler. 2004. RS Panti Wilasa Citarum Semarang. Diakses dari http://www.fkm.undip.ac.id/data/index.php?action=4&idx=2730.
Nita. 2008. Kaitan Penyakit Kardiovaskular, Hiperkolesterolemia, dan Pola Hidup Sehat. 24-11- 2008. Diakses dari www.medicastore.com 20 Oktober 2009, 17:34:52.