M3t D@t@n9............

di Blogger Que nie........

Jumat, 01 April 2011

GASTRO ENTRITIS


1.      Pengertian
Diare adalah buang air besar atau defekasi dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya (normal 100 – 200 ml perjam tinja), dengan tinja berupa cairan / setengah cair (setengah padat), dapat pula disertai defekasi yang meningkat (mansyor arief,et all, 1999.kapita selecta)
Diare adalah buang air besar encer / cair lebih dari 3 kali perhari (WHO 1980)
Diare adalah tinja dengan lebih banyak air dari biasanya, hal ini sang tergantung umur dan pola makan maupun makanan.(Depkes 1998)

2.      Etiologi
Penyebab utama adalah bakteri, parasit, maupun Virus (E.coly, V.colerae)
Penyebab lain adalah toksin dan obat, nutrisi enteral dan diikuti oleh puasa yang lama / kemoterapi, impaksi fetal, atau berbagai kondisi lain

















3.      Patofisiologi
Masukan cairan yang terkontaminasi

Infeksi pada saluran usus
 

Makanan dan zat tak dapat dihisap
                                                                                                Minimbulkan rangsangan                                                                
                                                                                                tertentu, yaitu menimbulkan
                                                                                                mekanisme tubuh untuk
                                                                                                mengeluarkan toksik

tekanan rongga usus meningkat                                                peningkatan peristaltik usus
 

terjadinya pergeseran air                                                                                                   
dan elektrolit ke dalam usus
                                                                                                peningkatan sekresi air dan
                                                                                                dan elektrolit ke dalam
                                                                                                rongga usus
isi rongga usus yang berlebihan akan                                                                                  
merangsang usu untuk mengeluarkanya

                                                                            diare    
                                                                                              
                                                               
                                                                      iritasi anus                kerusakan integritas kulit

Resiko kekurangan cairan dan elektrolit                                       Gg kenyamanan

4.      Tanda dan gejala
§  Nausea
§  Mual
§  Nyeri pada perut
§  Demam
§  Diare
§  Dapat menimbulkan aritmia jantung
§  Kerusakan integritas kulit
§  Kekurangan volume cairan (akral dingin, mukosa bibir kering, mata cowong, turgor kulit menurun)
§  Renjatan hipovolemik dapat terjadi

5.      Pemeriksaan penunjang
·         pemerisaan tinja
Diperiksa dalam dalm hal volume, warna, dan konsistensinya serta adanyamukus darah dan leukosit. Pada umumnyalekosit tidak ditemukan jika berhubungan dengan penyakit usus halus, tetapi ditemukan pada penderita salmonela, e.coli, enteronrus, dan shigelosis. Terdapatnya mucus yang berlebihan menunjukan kemungkinan adanya peradangan kolon, pH tinja yang rendah menunjukan kemungkinan adanya mal absorpsi natrium, jika kadar glukosa tinja rendah / pH kurang dari 5,5 maka penyebab diare bersifat tidak menular
·         pemeriksaan darah
pemeriksaan analisis darah / elektrolit, ureum, kreatinin, dan berat jenis plasma. Penurunan pH disebabkan karena terjadi penurunan bikarbonasi sehingga frekuensi napas agak cepat. Elektrolit terutama kadar natrium, kalsium, kalium dan fosfor.

6.      Penatalaksanaan medis
Rehidrasi sebagai priorits utama pengobatan
a)      Jenis cairan
Pada diare akut yang ringan diberikan oralit, diberikan cairan RL, bila tak tersedia bisa diberikan NaCl isotonik ditambah satu ampul natrium bikerbonat 75 % 50 ml
b)      Jumlah cairan
Diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang dikeluarkan.
c)      Jalan masuk atau pemberian cairan
Oral atau parenteral
d)     Jadwal pemberian cairan
Rehidrasi dengan perhitungan kebutuhan cairan diberikan dua jam pertama. Selanjutnya dilakukan kembali status hidrasi untuk memperhitungkan kebutuhan cairan. Rehidrasi diharapkan terpenuhi lengkap pada akhir jam ke 3

e)      Terapi simptomatik
Obat diare bersifat simtomatik dan diberikan sangat hati hati atas pertimbangan rasional. Bersifat anti motilitas dan sekresi usus, serta anti emetik.
f)       Vitamin, mineral tergantung kebutuhanya
Vit B 12, asam folat, Vit K, Vit A, preparat besi, Zinc, dll.
g)      Terapi definitif
Pemberian edukatif sebagai langkah pencegahan higieni perseorangan, sanitasi lingkunngan, dan imunisasi melalui vaksinasi sangat berarti selain terapi farmakologi.

7.      Asuhan keperawatan
A.    Pengkajian fokus
1)      Identitas klien
Umur, sering terjadi pada usia 6 bulan sampai dengan 2 tahun (who 1995)
2)      Keluhan utama
Dimulai dengan mual dan muntah, diare dengan volume banyak, suhu badan meningkat, nyeri perut.
3)      Riwayat penyakit
Terdapat beberapa keluhan, permulaan mendadak disertai muntah dan diare feses dengan volume banyak, konsistensi cair, muntah ringan / sering dan gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat dan nafsu makan menurun.
4)      Pola aktivitas sehari hari
§  Nutrisi, makan menurun karena adanya mual muntah yang disebabkan lambung meradang
§  Istirahat tidur mengalami gangguan karena adanya mual muntah dan diare serta dapat juga disebabkan demam
§  Kebersihan, personal higieni mengalami ganguan karena seringnya mencret dan kurangnyamenjaga personal higieni, sehingga terjadi gangguan integritas kulit. Hal ini disebabkan karena feses yang mengandung alkali dan berisi enzim dimana memudahkan terjadinya iritasi sehingga kulit berwarna kemerahan lecet disekitar anus.
§  Eliminasi, pada BAB juga mengalami gangguan karena terjadi peningkatan frekuensi, dimana konsistensi lunak sampai cair, volume tinja dapat sedikit atau banyak, dan pada buang air kecil mengalami penurunan frekuensi dari biasanya.

5)      Pemeriksaan fisik
§  TTV, terjadi peningkatan suhu tubuh, dapat juga disertai peningkatan nadi maupun pernafasan
§  Bila terjadi kekurangan cairan didapati :
-          haus
-          lidah kering
-          tulang pipi menonjol
-          turgor kulit menurun
-          suara menjadi serak
§  Bila terjadi gangguan biokimia ;
1.      asidosis metabolik
2.      nafas cepat / dalam (kusmaul)
§  Bila banyak kekurangan kalium
Aritmia jantung
§  Bila syok hipovolemik berat
-          nadi cepat labih dari 120 X/mnt
-          TD menurun sampai tak terukur
-          Sianosis
-          Ujung ekstermitas dingin
-          Gelisah
-          Pucat 
§  Bila perfusi ginjal menurun
-          anemia
-          nekrosis tubular akut

B.     Diagnosa keperawatan
1)      Resti kekurangan volume cairan b/d kehilangan cairan skunder terhadap muntah dan diare
2)      Gg kenyamanan (nyeri) b/d kram abdomen, diare dan muntah skunder akibat dilatasi vaskuler dan hiperpristaltik
3)      Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d peningkatan muntah dan diare
4)      Gg integritas kulit b/d pengeluaran feces yang berlebih


C.     Rencana keperawatan
Dx. Resti terhadap kekurangan volume cairan b/d kehilangan cairan skunder akibat muntah dan diare
Tujuan : kebutuhan cairan adekuat
K H     : tanda tanda dehidrasi tidak terjadi
-          mata cowong
-          turgor jelek
-          mukosa bibir kering
-          akral dingin
Intervensi :
1.      Rencanakan tujuan  masukan cairan yang adekuat
R/ mengganti cairan yang telah dikeluarkan
2.      Jelaskan alasan alasan untuk mempertahankan hidrasi yang adekuat
R/ informasi meningkatkan kerjasama dalam terapi
3.      Pantau adanya haluaran
R/ catatan haluaran membantu deteksi dini ketidakseimbangan cairan
4.      Pertimbangkan kehilangan cairan tambahan yang berhubungan dengan muntah, diare demam
R/ haluaran dapat melebihi masukan yang tidak kasat mata
5.      Kolaborasi untuk diberikan cairan parenteral
R/ memungkinkan penggantian cairan dengan segera
6.      Kolaborasi pemberian terapi medis
R/ membantu mengurangi gejala yang timbul.


Daftar pustaka :

Mansyoer, arif 2001. Kapita selecta kedokteran. Jakarta : FKUI
Noer syifulah. 1996. Ilmu penyakit dalam jilid 2. Jakarta ; FKUI
Marlyn E Doengoes 2000. Rencana sauhan keperawatan. jakarta : EGC
Hand out sistem pencernaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar