PENGERTIAN
Hipoglikemi merupakan
suatu keadaan dimana gula dalam darah menurun atau kurang dari normal.
II. ETIOLOGI
1.
Hipoglikemi pada DM stadium
dini
2.
Hipoglikemia dalam rangka
pengobatan DM
a.
penggunaan insulin
b.
penggunaan sulfonilurea
c.
bayi yang lahir dari ibu pasien
3.
Hipoglikemia yang tidak
berkaitan dengan DM
a. Hiperinsulinisme
alimenter pasca gastrektomi
b. Insulinoma
c. Penyakit
hati berat
d. Tumor ekstra
pankreatik : fibrosarkoma
e. Hipo
putiutarisme
III. FAKTOR PREDISPOSISI :
Faktor predisposisi terjadinya
hipoglikemi pada pasien yang mendapat pengobatan insulin atau insulinuria :
1.
Faktor yang berkaitan dengan
pasien
a.
pengurangan atau keterlambatan makan
b.
kesalahan dosis obat
c.
latihan jasmani yang berlebihan
d.
perubahan tempat suntikan
insulin
e.
penurunan kebutuhan insulin
f.
penyakit hati berat
g.
gastroparesis diabetic
2.
Faktor yang berkaitan dengan
dokter
a. pengendalian
glukosa darah yang berat
b. pemberian obat
yang berpotensi hipoglikemi
c. penggantian
jenis insulin
IV. PATOFISIOLOGI :
( Lembaran )
V. GEJALA
DAN TANDA :
Gejala hipoglikemia
terdiri dari dua fase, fase :
1.
Fase I, gejala gejala akibat
aktivasi pusat autonom di hipotalamus sehingga hormon epineprin dilepaskan.
Gejala awal ini merupakan peringatan karena saat itu pasien masih sadar
sehingga dapat diambilkan tindakan yang perlu untuk mengatasi hipoglikemi
lanjut.
2.
Fase II, gejala gejala yang
terjadi akibat mulai terganggunya fungsi otak, karena itu dinamakan gejala
neurologis.
VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG :
Pemeriksaan gula
darah sebelum dan sesudah suntikan dekstrosa.
VII. PENATALAKSANAAN MEDIS
:
1.
Bila pasien sadar, tindakan
dapat dilakukan oleh pasien sendiri dengan minum larutan gula 10 – 30 g
2.
Bila pasien tidak sadar berikan
suntikan dekstrosa 15 – 25 g. bila tindakan tersebut tidak bisa dilakukan,
dioleskan madu atau sirop ke mukosa pipi.
3.
Bila koma hipoglikemi terjadi
pada pasien dengan menggunakan terapi insulin, maka selain dekstrosa dapat juga
disuntikan glukagon 1 mg IM, lebih lebih bila suntikan dekstrose IV sulit
dilakukan.
4.
Pemberian dekstrosa diteruskan
dengan pemberian dekstrosa 10% ± 3 hari.
Monitor gula darah tiap 3 –4 jam dan kadar gula dipertahankan antara 90 – 180
mg%. Hipoglikemia karena sulfonilurea ini tidak efektif dengan pemberian
glukagon.
VIII. MASALAH KEPERAWATAN
:
Perubahan persepsi
sensori b / d penurunan kadar glukosa
pada otak
IX. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN :
Dx 1 : Perubahan persepsi sesnsori
(kehilangan kesadaran) b/d kurangnya suplai ghlukosa ke otak.
Tujuan
: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ± 2 jam diharapkan klien mencapai bkesadaran maksimal
KH
:
¨
Klien dapat mempertahankan
tingkat mental biasanya
¨
Klien dapat mengenali dan
mengkompensasi adanya perubahan sensori
¨
Gula darah dalam batas yang bisa
ditoleransi (90 – 180 mg%.)
Intervensi :
1.
Pantau tanda tanda vital dan
status mental klien
R/ sebagai dasar
penemuan yang abnormal
2.
Panggil pasien dengan nama dan
orientasikan dengan keadaan sekitsr
R/ menurunkan
kebingungan dan membantu untuk mempertahankan kontak dengan klien
3.
Lindungi pasin dari cedera
ketika tingkat kesadaran terganggu
R/ disorientasi
merupakan awal kemungkinan timbul cedera
4.
Pertahankan keefektifan jalan
nafas
R/ saat pasien
tak sadar kemungkinan terjadi obstruksi jalan napas
5.
Kolaborasi dengan pengobatan
sesuai indikasi
R/ meningkatkan
tingkat kesadarn klien
6.
Kolaborasi pantau nilai
laboratorium seperti gula darah
R/
ketidakseimbangan nilai lab (gula darah) dapat mempengaruhi fungsi
mental
X. BUKU SUMBER :
FKUI. 2001. Kapita Selekta Kedokteran.jilid 1. Edisi
ketiga. Jakarta
: Media Aesculapius,
Doengoes. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar